Saturday, 14 February 2015

Shalat Sunnah

SHALAT SUNNAH

Shalat sunnah adalah shalat yang dilakukan selain shalat wajib (lima waktu). Shalat sunnah terbagi atas shalat sunnah berjamaah (dikerjakan bersama) dan shalat sunnah munfarid (dikerjakan sendiri).

A. Shalat Sunnah Berjamaah
     Macam-macam shalat sunnah yang dilakukan berjamaah antara lain sebagai berikut :
     1. Shalat ‘Idain
            Dalam Islam, terdapat dua hari raya tiap tahunnya, yakni ‘Idul Fitri (1 Syawal) dan ‘Idul Adha (10
         Zulhijjah). Pada kedua hari raya tersebut sangat dianjurkan mengerjakan shalat ‘Idain berjamaah.
         Kedua shalat ‘Idain tersebut dikerjakan dua rakaat dan waktunya sejak terbit matahari hingga
         masuk waktu Zuhur. Adapun tatacara mengerjakan shalat ‘Idain sebagai berikut :
         - Dikerjakan dua rakaat berjamaah, saat matahari terbit sepenggalah naik
         - Sebelum shalat ‘Idain tidak diperintahkan melakukan shalat sunnah lain
         - Setibanya di lapangan/masjid dianjurkan berdzikir membaca takbir, tahmid dan tahlil
         - Sebelum shalat diharuskan berniat shalat dengan ikhlas, mengharap ridha Allah SWT
         - Setelah takbiratul ihram, takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan takbir lima kali di rakaat kedua
         - Di sela-sela takbir membaca tasbih
         - Bagi imam, membaca surah Al-Fatihah dan surat lainnya dilakukan dengan suara nyaring
         - Setelah shalat, disunnahkan melaksanakan khutbah. Hukum mendengarkannya adalah sunnah.


Foto Shalat Idul Fitri di Masjid Agung Taipei, Taiwan


     2. Shalat Tarawih
            Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah yang dilakukan di malam hari di bulan Ramadhan.
         Shalat Tarawih dapat dilakukan dengan dua rakaat salam ataupun empat rakaat salam. Rakaat
         shalat Tarawih biasanya berjumlah 8, 20, 36 maupun 40 rakaat.


Suasana Shalat Tarawih di Masjid Agung Kairouan, Tunisia

              Shalat Tarawih dapat dilakukan dengan munfarid ataupun berjamaah. Apabila berjamaah, maka 
           imam harus membaca surah Al-Fatihah dan surah pilihan dengan jahrah (nyaring). Hikmah dari 
           pelaksanaan shalat Tarawih diantaranya :
         - Mendekatkan diri kepada Allah SWT
         - Meraih keutamaan bulan Ramadhan
         - Membersihkan diri dari dosa dan perbuatan maksiat
         - Mempererat silaturrahmi antar umat Islam

     3. Shalat Witir
            Shalat Witir adalah shalat sunnah yang jumlah rakaatnya ganjil, dilakukan sebagai penutup
         shalat sunnah di malam hari. Jumlah rakaatnya paling sedikit 1 rakaat dan yang paling banyak 11
         rakaat. Rasulullah SAW biasa menyontohkan tiga rakaat shalat Witir. Hukum shalat Witir adalah
         sunnah muakkad.

     4. Shalat Sunnah Gerhana (Matahari dan Bulan)
            Shalat ini dilakukan ketika terjadi gerhana matahari ataupun bulan. Jumlah rakaatnya yakni dua
         rakaat dengan empat kali membaca surah Al-Fatihah, empat kali ruku’ dan empat kali sujud. Shalat
         ini boleh dikerjakan munfarid maupun berjamaah. Tatacara melakukan shalat gerhana yaitu :
         - Niat dan takbiratul ihram
         - Membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan surah lain kemudian ruku’, kembali lagi Al-Fatihah
           dilanjutkan surat lebih pendek dari yang pertama. Kemudian ruku’, i’tidal, dan sujud dua kali lalu
           pada rakaat kedua sama seperti rakaat pertama, yakni dua kali membaca Al-Fatihah, dua kali
           ruku’ kemudian sujud dua kali, lalu tasyahud akhir dan salam
         - Setelah selesai shalat kemudian khutbah
         - Jika dikerjakan berjamaah hendaknya imam membaca Al-Fatihah dengan keras

     5. Shalat Sunnah Istisqa’
            Adalah shalat untuk meminta hujan. Hukum melaksanakannya adalah sunnah. Tatacara
         pelaksanaannya sebagai berikut :
         - Dikerjakan tengah hari di lapangan
         - Niat melaksanakan shalat sunnah Istisqa’
         - Dilaksanakan dua rakaat
         - Setelah shalat dilaksanakan khutbah. Khutbah pertama dimulai dengan membaca istighfar
           sembilan kali waktu khutbah pertama dan tujuh kali waktu khutbah kedua. Kemudian puji-pujian,                        syahadat dan shalawat, lalu memberikan nasehat.
         - Selesai berkhutbah dilanjutkan membaca do’a sambil mengangkat kedua telapak tangan
           menengadah ke langit. Sebaliknya jika menolak bala, hendaklah punggung tangan dihadapkan ke
           langit

     6. Shalat Sunnah Jenazah
            Setiap muslim yang meninggal wajib dishalati oleh muslim yang masih hidup dengan status
         hukum fardhu kifayah. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan shalat ini
         antara lain sebagai berikut :
         - Yang melakukan shalat harus memenuhi syarat sah secara umum (menutup aurat, suci dari
            hadats dan menghadap kiblat)
         - Jenazah harus dimandikan dan dikafani
         - Imam berada sejajar dengan bagian kepala, jika jenazahnya laki-laki dan sejajar dengan bagian
           pusar pada perut bila jenazahnya perempuan
         Adapun ketentuan shalat jenazah sebagai berikut :
         - Berniat dalam hati
         - Takbiratul ihram pertama membaca surah Al-Fatihah
         - Takbiratul ihram kedua membaca shalawat atas Rasulullah SAW
         - Takbiratul ihram ketiga dan keempat membaca do’a untuk jenazah, kemudian diakhiri salam

B. Shalat Sunnah Munfarid
     Yang termasuk shalat sunnah munfarid antara lain sebagai berikut :
     1. Shalat Rawatib
            Adalah shalat sunnah yang menyertai shalat wajib (lima waktu). Hukumnya adalah sunnah
         muakkad (dianjurkan) dan ada yang ghairu muakkad (sunnah biasa). Shalat Rawatib sebelum
         shalat fardhu disebut qabliyah dan sesudah shalat fardhu disebut ba’diyah. Shalat Rawatib lebih
         utama dikerjakan di rumah.
         Shalat sunnah Rawatib muakkad yaitu :
         - Dua rakaat sebelum shalat Zuhur
         - Dua rakaat setelah shalat Zuhur
         - Dua rakaat setelah shalat Maghrib
         - Dua rakaat setelah shalat Isya’
         - Dua rakaat sebelum shalat Subuh
         Shalat sunnah Rawatib ghairu muakkad yaitu :
         - Empat rakaat sebelum shalat Ashar
         - Dua rakaat sebelum shalat Maghrib
         - Dua rakaat sebelum shalat Isya’

     2. Shalat Tahiyatul Masjid
            Secara bahasa tahiyatul masjid berarti menghormati masjid. Sedangkan shalat Tahiyatul Masjid
         adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan saat kita memasuki masjid. Waktu
         mengerjakannya tidak ditentukan, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang (waktu matahari sedang
         terbit, waktu matahari sedang di tengah dan waktu matahari sedang terbenam).

     3. Shalat Tahajud
            Shalat Tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan di malam hari, antara waktu Isya’ sampai
         menjelang Subuh. Namun, waktu yang paling utama untuk mengerjakannya adalah dua pertiga
         malam. Hukum shalat Tahajud adalah sunnah muakkad.
         “Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat Tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu.
         Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji” ( Terjemah QS 17 : 79 )

     4. Shalat Dhuha
            Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan di pagi hari, dimulai saat memutihnya
         cahaya matahari pagi sampai waktu istiwa’ (saat matahari tepat di atas kepala). Shalat Dhuha
         dapat dikerjakan paling sedikit dua rakaat dan paling banyak dua belas rakaat.

     5. Shalat Istikharah
            Shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dilakukan untuk meminta petunjuk kepada Allah
         SWT dalam menentukan pilihan yang terbaik dari setiap urusan yang dihadapi. Shalat Istikharah
         hukumnya sunnah muakkad. Adapun tata cara pelaksanaan shalat Istikharah adalah :
         - Berniat dan Takbiratul Ihram
         - Shalat Istikharah dilaksanakan dua rakaat
         - Setelah selesai shalat Istikharah dianjurkan membaca istighfar, berdzikir, dan memanjatkan do’a
            yang intinya minta ditunjukkan di antara dua atau lebih pilihan yang sama-sama beratnya untuk
            memilih

     6. Shalat Hajat
            Adalah shalat sunnah yang dilakukan saat hajat kita ingin dikabulkan Allah SWT. Shalat hajat
         dilakukan antara dua hingga dua belas rakaat dengan salam tiap dua rakaat. Shalat ini dapat
         dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu yang dilarang melakukan shalat.

     7. Shalat Tasbih
            Shalat Tasih adalah shalat untuk menyucikan Allah SWT dari segala sekutuNya, memperkuat
         iman kita dan menghindarkan perbuatan syirik. Shalat ini tidak memiliki waktu tertentu. Jika
         dilakukan pada siang hari dengan empat rakaat sekali salam, jika dilakukan malam hari maka
         empat rakaat dua kali salam. Membaca tasbih sebanyak 300 kali dengan rincian tiap rakaat 75 kali

         tasbih.

Sumber Artikel : Buku Pendidikan Agama Islam kelas IX SMP

Tradisi Islam Nusantara

TRADISI ISLAM NUSANTARA

1. Halal Bi Halal
          Halal bi halal adalah tradisi yang hanya ada di Indonesia yang kemudian menjadi tradisi di
     negara rumpun Melayu. Halal bi halal adalah acara maaf-memaafkan pada hari raya Idul Fitri.
     Idul Fitri merupakan sebuah kemenangan umat Islam yang selama bulan Ramadhan telah berhasil
     melawan berbagai godaan.

2. Upacara Mauludan dan Sekaten
        Upacara Mauludan merupakan perayaan hari lahir Rasulullah SAW. Upacara ini masih dilakukan
     oleh sebagian masyarakat Indonesia sampai sekarang. Pelaksanaannya pada tanggal 11 dan 12
     Rabiul Awal. Upacara Mauludan pertama kali diadakan oleh Shalehuddin Al-Ayyubi (1138-1193 M)
     dengan tujuan untuk menyebarkan kembali semangat kaum muslimin dalam membela Islam.
         Di Keraton Surakarta dan Yogyakarta, peringatan kelahiran Rasulullah dikenal dengan nama
     Sekaten, yang berasal dari kata Syahadatain (Dua kalimat syahadat). Puncak Sekaten ditandai
     dengan Grebeg Mauludan yang diadakan tepat pada 12 Rabiul Awal pukul 08.00 pagi. Dengan
     dikawal oleh 10 macam prajurit keraton, sebuah gunungan yang terbuat dari beras ketan,
     makanan,buah-buahan dan sayuran akan dibawa dari istana Kemandungan melewati Sitihinggil
     dan Pagelaran menuju Masjid Agung untuk dido’akan. Setelah itu, gunungan akan dibawa dan
     dibagikan kepada masyarakat.


Grebeg Sekaten Yogyakarta

3. Dugderan
             Dugderan adalah sebuah upacara di Kota Semarang yang diadakan untuk menandai bahwa
     bulan puasa telah datang. Kata Dugder diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi Meriam
     yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum
     bulan puasa.
             Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan sebelum dugderan, karnaval yang
     diikuti oleh pasukan merah putih, drum band, pasukan pakaian adat “BHINNEKA TUNGGAL IKA,”
     meriam, Warak Ngendok dan berbagai potensi kesenian yang ada di Kota Semarang. Ciri khas  
     acara ini adalah Warak Ngendok, sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing, berkepala
     naga kulit sisik emas, visualisasi waak ngendok dibuat dari kertas warna-warni. Acara ini
     diselenggarakan pukul 08.00 hingga Maghrib. Di hari yang sama juga diselenggarakan festival
     Warak dan Jipin Blantenan.

Warak Ngendok pada Festival Dugderan

4. Selikuran
         Upacara Selikuran merupakan tradisi Keraton Surakarta dan Yogyakarta setiap tanggal 21
     Ramadhan untuk menyambut malam Lailatul Qadar. Malem Selikuran ditandai dengan kirab
     seribu tumpeng, yang diawali dari halaman Pagelaran Keraton Surakarta, berjalan menyusuri
     Jalan Slamet Riyadi dan berakhir di Taman Sriwedari Solo. Upacara Malem Selikuran merupakan
     bentuk ucapan syukur kepada Yang Maha Kuasa serta sebagai wujud permohonan keselamatan.
     Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bentuk pelestarian budaya Jawa.


Acara Malem Selikuran

5. Upacara Selamatan
         Selamatan adalah upacara sedekah makanan dan do’a bersama yang bertujuan untuk
    memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk ahli keluarga yang menyelenggarakan. Biasanya
    untuk hajatan berangkat haji ke Masjidil Haram,keberangkatan anak yang bersekolah jauh dan
    lain-lain.

Acara Selamatan di Cibodas

6. Upacara Bancakan
         Upacara Bancakan adalah upacara sedekah makanan karena suatu hajat leluhur, berkaitan
     dengan masalah dum-duman (pembagian) terhadap kenikmatan kekuasaan dan kekayaan
     dengan maksud menghindari konflik yang disebabkan pembagian yang tidak adil. Bancakan
     sering digunakan dalam acara bagi waris, sisa hasil usaha dan keuntungan perusahaan.

7. Grebeg Besar
         Di Kabupaten Demak kegiatan Grebeg Besar diselenggarakan secara rutin dalam rangka
     memelihara kebudayaan leluhur. Kegiatan tersebut mampu membangkitkan semangat dan
     kebanggan warga Demak, karena saat itu, terpancar kejayaan Demak di masa lalu. Catatan
     sejarah Kabupaten Demak memang tak bisa lepas dari perjuangan Wali Songo sebagai penyebar
     Agama Islam di Pulau Jawa. Figur utamanya adalah Raden Patah dan Sunan Kalijaga yang diakui
     sebagai tokoh besar yang berpengaruh dalam sejarah Kabupaten Demak.
         Tradisi Grebeg Besar pada awalnya tak hanya sekali setahun pada Idul Adha. Semula terdapat
     empat Grebeg Besar, yaitu Grebeg Maulud, Grebeg Dal, Grebeg Syawal dan Grebeg Besar.

8. Didong
         Merupakan salah satu tradisi kebanggan masyarakat Gayo, Aceh. Didong dipentaskan oleh dua
     kelompok yang terdiri dari banyak orang, dengan bantal (kampas) yang ditepuk-tepuk sebagai alat
     musiknya. Dalam Bahasa Gayo, kelompok ini biasa disebut ulu atau kelop. Sementara para
     senimannya dipanggil dengan sebutan ceh.
         Sebagai refleksi kuat atas budaya masyarakat Gayo, Didong kerap kali dianggap sebagai
     nyanyian rakyat. Padahal, bila diteliti lebih jauh Didong juga bisa dikatakan sebagai kesenian
     Islam. Salah satu simbol Islam di dalam Didong adalah para senimannya acapkali mengenakan
     kopyah atau penutup kepala sejenis songkek. Simbol Islam lainnya dalam Didong adalah
     senimannya menggunakan pakaian yang sangat tertutup dan sopan. Selain itu, syair dalam
     Didong mengisyaratkan sisi spiritual yang sangat kuat untuk pendengarnya. Bahkan, di titik yang
     lebih jauh, antara musik rebana dengan musik Didong sebenarnya tak jauh berbeda. Salah satu
     fungsi Didong adalah sebagai kritik sosial atas penyimpangan dalam masyarakat.


Kesenian Didong dari Gayo, Aceh 

9. Pesta Tabuik
         Di daerah Sumatera Barat terdapat suatu prosesi benda ritual yang dinamakan tabuik. Upacara
     ini diadakan untuk memperingati gugurnya Husein bin Ali (Cucu Rasulullah SAW). Husein gugur
     saat mempertahankan haknya sebagai pewaris tahta Khalifah Syiah yang diangkat oleh Raja
     Yazid dari Bani Umayyah.


Tradisi Pesta Tabuik di Sumatera Barat 

10. Rebo Wekasan
         Rebo Wekasan adalah sebuah upacara yang diselenggarakan pada Selasa malam atau malam
      Rabu. Di Yogyakarta, tepatnya di Desa Wonokromo, Plered, dan Bantul juga mengklaim
      menyelenggarakan Rebo Wekasan. Konon, hari Rabu terakhir dalam bulan Safar merupakan hari
      bertemunya Sunan Hamengkubuwono I dengan Kyai Faqih Usman. Berdasarkan hari itulah
      kemudian masyarakat menamakannya dengan upacara rebo wekasan atau rebo pungkasan.
         Upacara ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, serta rasa terima kasih
       kepada kyai pertama di Wonokromo: Kyai Faqih Usman atau Kyai Welit yang bisa
       menyembuhkan segala penyakit dan dapat memberi berkah untuk kesuksesan usaha atau tujuan-
       tujuan tertentu.


 Puncak Acara Rebo Wekasan: Kirab Lemper Raksasa

11. Burdah Pengayaman
         Kesenian tradisional Islam di Indonesia yang memadukan unsur seni tabuh rebana dengan
     syair pujian kepada Rasulullah SAW ini lumrah disebut dengan burdah. Biasanya, burdah
     seringkali dilantunkan pada saat menyambut kelahiran bayi, khitanan, atau hajatan lain. Akan
     tetapi, burdah paling sering dilantunkan saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Syair-
     syair yang ditulis oleh Imam Busyiri (1213-1297 M), seorang penyair besar dan ulama sufi
     kelahiran Mesir ini memang indah dan seringkali didendangkan umat Islam di seluruh dunia.

Rebana Sebagai Pengiring Burdah Pengayaman

         Sebenarnya, judul asli syair burdah adalah Al-Kawakib Ad-Durriyyah yang terdiri dari 160 bait.
      Namun, istilah burdah lebih akrab karena berhubungan dengan pengalaman spiritual penulisnya.
      Suatu ketika, Imam Busyiri bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW dan diberi mantel (burdah),
      seperti yang diberikan Rasulullah SAW kepada Ka’ab bin Zuhair. Ia terkejut atas mimpi tersebut,
      hingga membuatnya terperanjat dan meloncat dari tempat tidur. Anehnya, sakit lumpuh yang
      dideritanya berangsur sembuh. Ia terharu atas peristiwa itu dan secara spontan melontarkan
      kalimat-kalimat indah berupa pujian terhadap Rasulullah SAW sehingga jadilah syair burdah
      tersebut.


Sumber Gambar dan Artikel :
Google Images
www.wikipedia.org
www.sosbud.kompasiana.com
archive.kaskus.co.id
www.jogjasekaten.wordpress.com
www.inourhands12.blogspot.com
www.eventsolo.com
www.dedemsajjo.blogspot.com
Buku Pelajaran Agama Islam kelas IX SMP

Sunday, 18 January 2015

Keutamaan Ilmu

Keutamaan Seseorang ketika Menuntut Ilmu

            Ilmu memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Sebagai muslim, kita harus terus menuntut ilmu tanpa mengenal lelah karena banyak keutamaan yang akan kita raih di dalamnya. Ilmu juga bisa menjadi pahala yang tak terputus bila bermanfaat bagi orang lain. Berikut adalah bagaimana Al-Qur’an dan Al-Hadis memandang ilmu ;

Al-Qur’anul Karim Surah Al-Alaq ayat 1-5


Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (1)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia (3)
Yang mengajar (manusia) dengan pena (4)
Dia mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya (5)”

Surah Al-‘Alaq ayat 1-5 ini merupakan firman Allah SWT yang diturunkan pertama kali. Perintah yang terkandung di dalamnya adalah iqra’ (membaca). Maka, yang dapat kita simpulkan dari ayat ini adalah kita harus sering membaca dan mencari samudera ilmu pengetahuan di alam.

Al-Qur’anul Karim Surah Al-Mujadilah ayat 11

Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”


Ayat ini menjelaskan tentang keutamaan orang beriman dan berilmu, dengan diangkat oleh Allah SWT beberapa derajat. Sudah tentu, orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengelola dan mengendalikan apa saja yang ada dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi daripada orang yang tidak berilmu.

Hadits Riwayat Ibnu Majah / 220

“Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim"
( H.R. Ibnu Majah/220 )


Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah ini menjelaskan bahwa kewajiban seorang muslim selama dia hidup di dunia adalah menuntut ilmu. Hal ini juga menegaskan bahwa apabila seorang muslim selama hidupnya tidak menuntut ilmu, maka ia akan berdosa.

Hadits Riwayat Baihaqi


“Tuntutlah ilmu walau sampai Cina” ( H.R. Baihaqi )

Perintah mencari ilmu pada hadis ini adalah kita harus tetap menuntut ilmu walaupun ilmu yang akan kita cari berada di negeri yang jauh ( negeri lain ).

Hadits Riwayat Dailami

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat” ( H.R. Dailami )

Hadis ini mengisyaratkan kepada kita bahwa kita harus terus menuntut ilmu, mulai dari kecil hingga kita meninggal dunia.


Hadits Riwayat Ahmad

“Barangsiapa menginginkan dunia maka capailah dengan ilmu, Barangsiapa menginginkan akhirat maka capailah dengan ilmu dan Barangsiapa menginginkan keduanya maka capailah dengan ilmu” ( H.R. Ahmad )

Dari hadis ini, dapat kita simpulkan bahwa dengan menuntut ilmu kita dapat meraih kebahagiaan dunia, kebahagiaan akhirat ataupun keduanya.

Hadits Riwayat Thabrani

“Orang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga” ( H.R. Thabrani )

Dalam hadis ini dijelaskan, keutamaan orang yang menuntut ilmu tidak lain baginya adalah Allah mudahkan jalannya menuju surga.

Hadits Riwayat Abu Na’im

“Tuntutlah ilmu dan belajarlah bersikap tenang dan sabar serta hormatilah gurumu”
( H.R. Abu Na’im )

Hadis ini menegaskan pada kita, bahwa selama mencari ilmu kita harus sabar dan tenang. Apabila kita mendapat kesulitan dalam mencari ilmu, maka kita harus tetap berusaha dengan sabar agar dapat menemukan solusinya. Kemudian, hadis ini juga menegaskan bahwa kita harus menghormati guru yang mengajari kita. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang menebar lentera pengetahuan tanpa kenal lelah.

Itulah pandangan Al-Qur’an dan Al-Hadits terhadap seseorang yang menuntut ilmu. Apabila kita sudah terlanjur membicarakan hal tersebut, maka kurang lengkap jika kita tidak membicarakan pula tentang sejarah ilmu pengetahuan Islam dan ilmuwan terkenal di dalamnya. Berikut adalah pembahasannya ;

Islam telah menorehkan tinta emas bersejarah, yang mampu mengukir pengetahuan hingga dikenal dari masa ke masa, zaman ke zaman dan abad ke abad. Hal itu akan membuat kita berdecak kagum, sehingga dapat memotivasi semangat kita untuk terus berkarya.

1. Perkembangan Filsafat
            Kata filsafat atau falsafah dalam bahasa Arab berasal dari kata philosophia yang berarti cinta
     kepada pengetahuan atau cinta kepada kebijaksanaan.
            Filsafat masuk ke dalam Islam melalui Yunani yang dijumpai kaum muslimin abad ke-8 M di
     Suriah, Mesopotamia, Persia dan Mesir. Kebudayaan dan filsafat Yunani masuk ke wilayah itu
     melalui ekspansi Iskandar Agung abad 4 M di sebelah timur Sungai Tigris. Iskandar Agung
     berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia, yang memunculkan pusatnya seperti
     Iskandariah di Mesir.
            Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pengaruh kebudayaan Yunani belum terlihat karena
     lebih memperhatikan kebudayaan Arab. Setelah Bani Abbasiyah berkuasa, pengaruh kebudayaan
     Yunani baru nampak. Hal itu disebabkan masuknya keluarga Barmak sebagai wazir. Barmak
     adalah keluarga Persia yang lama dipengaruhi kebudayaan Yunani.
            Di masa kepemimpinan Harun Ar-Rasyid, buku ilmu pengetahuan berbahasa Yunani mulai
     diterjemahkan dalam bahasa Arab. Kegiatan ini semakin meningkat masa Khalifah Al-Ma’mun.
     Sebagian besar karangan Plato dan Aristoteles diterjemahkan ke bahasa Arab, sehingga kaum
     muslim dapat membacanya. Golongan yang sangat tertarik pada filsafat Yunani adalah Muktazilah.
            Penerjemahan buku itu juga memunculkan cendekiawan dan filsuf masyhur, seperti Al-Kindi
     (801-866 M) dan Al-Farabi (850-950 M).

2. Perkembangan Ilmu Kedokteran
            Ilmu kedokteran Islam lahir sebagai pembaruan ilmu kedokteran Yunani yang dirintis
     Hipokrates dan tradisi Galen dengan teori dan praktek bangsa Persia dan India. Penghubung paling
     penting tradisi kedokteran Islam dan tradisi sebelumnya adalah perguruan di Jundisapur ( Wilayah
     Iran ). Para dokter aliran Nestoria mengajar dan mempraktekkan kedokteran Yunani. Sementara itu,
     pengaruh kedokteran India mulai ada di Jundisapur.
            Pengaruh langsung pertama kedokteran Jundisapur terjadi tahun 865 M. Saat itu, Khalifah Abu
     Ja’far Al-Mansur meminta para dokter Jundisapur mengobatinya dari dyspepsia. Dokter Jirjis
     Bukhtyishuri dapat menyembuhkannya, sehingga Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur memindahkan
     pusat kedokteran Jundisapur ke Baghdad.
            Masa pemerintahan Bani Abbasiyah, rumah sakit menjadi pusat pengajaran ilmu kedokteran.
     Sementara, aspek teoritisnya dibahas di masjid atau madrasah. Banyak buku kedokteran
     Yunani, Persia dan India diterjemahkan dalam bahasa Arab.
             Kegiatan penerjemahan ilmu kedokteran dalam bahasa Arab menjadi awal munculnya tokoh
     kedokteran Islam. Banyak ilmuwan muslim menulis kitab kedokteran. Jika abad ke-8 dan ke-9 orang
     Islam masih menjadi murid, maka abad ke-10 hingga ke-11 mereka menjadi guru bagi orang Kristen
     dan Yahudi. Pengarang kedokteran pertama Islam adalah Ali bin Rabban At-Tabari yang menulis
     Firdaus Al-Hikmah pada 850 M.
            Setelah At-Tabari, lahir ratusan dokter dan ilmuwan kedokteran Islam seperti Jabir bin Hayyan
     dan Ibnu Sina.

3. Perkembangan Ilmu Astronomi ( Ilmu Falak )
            Ilmu ini mempelajari benda langit, seperti matahari, bulan dan bintang. Pendeta Kerajaan
     Babylonia di tahun 3.000 SM menemukan 12 gugusan bintang. Mereka menganggapnya sebagai
     lingkaran. Tiap gugusan bintang akan berlalu setelah 30 hari. Penemuan mereka melahirkan ilmu
     geometri, ukur, hitung dan matematika. Dengan menghitung jalannya bulan dihasilkan hari dan
     menghitung jalannya matahari dihasilkan tanggal, bulan serta tahun. Dengan demikian, muncul ilmu
     penanggalan.
            Ilmu astronomi dikembangkan ilmuwan muslim karena berkaitan erat dengan pelaksanaan
     beberapa ketentuan agama Islam, diantaranya waktu shalat wajib, penentuan arah kiblat dan
     penentuan awal bulan.
            Seorang ilmuwan astronomi muslim yang terkenal kala itu adalah Muhammad bin Musa Al-
     Khawarizmi ( 780-850 M ). Pada tahun 825 M ( Masa pemerintahan Khalifah Al-Ma’mun ), ia
     mengarang buku berjudul Muktasar fi Hisab Al-Jabi wa Al-Muqabalah di Baghdad. Buku tersebut
     menjadi rujukan Robert Chester dan diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Liber Algebras
     et Almurcabola.
        Pengaruh Islam (Arab) dalam ilmu astronomi terlihat jelas dalam nama gugusan bintang yang
     berasal dari bahasa Arab.
No.
Nama Gugusan Bintang
Nama Arab
Arti
1
Mirfaq
Mirfaq
Siku
2
Markab
Marqab
Kendaraan
3
Kochab
Kaukab
Bintang
4
Betelgeuse ( Alpha Orions )
Bait Al-Jauza’
Rumah Kembar
5
Diphda
Difda’
Katak
4. Berdirinya Baitul Hikmah
            Berdirinya Baitul Hikmah merupakan usaha Khalifah Al-Ma’mun yang mengembangkan ilmu
     tanpa kenal lelah. Ia menggalakkan usaha penerjemahan terhadap karya dari bahasa Yunani dan
     Suriah ke dalam bahasa Arab di bidang kedokteran, astronomi, matematika dan filsafat.
            Baitul Hikmah memiliki perpustakaan lengkap. Di dalamnya terdapat ruang baca dan tempat
     tinggal para penerjemah.
            Dengan adanya Baitul Hikmah, Baghdad menjadi pusat paling besar dalam dunia
     pengetahuan. Masa selanjutnya, lembaga ini semakin semarak. Hal ini menjadi tanda bangkitnya
     kekuatan timur hingga runtuhnya Baghdad tahun 1258 M.

5. Tokoh Ilmuwan Muslim
     A. Al-Kindi ( 801-869 M )

            Al-Kindi dikenal sebagai filsuf muslim pertama. Selain sebagai penerjemah, Al-Kindi juga
         menyimpulkan karya-karya filsafat Heleneisme. Al-Kindi merupakan pemikir muslim pertama
         yang menyelaraskan filsafat dan agama. Al-Kindi memandang filsafat sebagai ilmu yang mulia, ia
         melukiskan filsafat sebagai ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan.
            Karya Al-Kindi berjumlah ± 270 buah yang kebanyakan adalah risalah pendek yang sudah tak
         ditemukan lagi. Karya tersebut banyak diterjemahkan dalam bahasa Latin dan Eropa.

     B. Al-Farabi ( 870-950 M )

            Al-Farabi lahir di Farab dan meninggal di Aleppo ( Suriah ). Nama lengkapnya adalah Abu Nasr
         Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uslag Al-Farabi. Al-Farabi banyak belajar agama,
         bahasa Arab, bahasa Turki dan bahasa Persia. Setelah dewasa, ia pindah ke Baghdad dan
         tinggal selama 20 tahun. Selama di Baghdad, Al-Farabi belajar filsafat, logika, matematika, etika,
         ilmu politik dan musik.
            Al-Farabi juga memiliki karya termasyhur, yakni Al-Jam’u Baina Ra’yi Al-Hakimaini
         (Mempertemukan dua pendapat filsuf, Plato dan Aristoteles) dan ‘Uyun Al-Masail (Pokok-pokok
         persoalan).

          Dalam hal filsafat kenegaraan, Al-Farabi membagi negara menjadi lima bentuk sebagai berikut;
          1. Negara Utama ( Al-Madinah Al-Fadilah )
              Negara ini adalah negara yang penduduknya berada dalam kebahagiaan. Bentuk negara ini
              dipimpin oleh para nabi dan dilanjutkan para filsuf.
          2. Negara Orang-Orang Bodoh ( Al-Madinah Al-Jahilah )
              Negara orang-orang bodoh adalah negara yang penduduknya tak mengenal kebahagiaan.
          3. Negara Orang-Orang Fasik ( Al-Madinah Al-Fasiqah )
              Negara ini adalah negara yang penduduknya mengenal kebahagiaan, tetapi tingkah laku                       mereka sama dengan penduduk negara orang-orang bodoh.
          4. Negara Yang Berubah-Ubah ( Al-Madinah Al-Mutabaddilah )
              Penduduk negara ini awalnya memiliki pikiran yang sama seperti penduduk negara utama,                     tetapi mengalami kerusakan.
          5. Negara Sesat ( Al-Madinah Ad-Dallah )
              Negara yang pemimpinnya menganggap dirinya mendapat wahyu, yang kemudian ia
              menipu banyak orang dengan ucapan dan perbuatannya.

     C. Ar-Razi ( 865-932 M )

            Ar-Razi adalah seorang dokter dan filsuf besar pada zamannya. Ar-Razi lahir dan meninggal di
         Ray. Setelah mempelajari matematika, astronomi, logika, sastra dan kimia, ia memusatkan
         perhatiannya pada kedokteran dan filsafat.
            Kesungguhannya belajar, meneliti dan menulis sangat luar biasa. Ia pernah menulis lebih dari
         20.000 lembar kertas dalam setahun. Karyanya mencapai 232 buku atau risalah dan kebanyakan
         dalam bidang kedokteran.
            Karya tulis terbesarnya adalah Al-Hawi, sebuah ensiklopedi kedokteran yang berjumlah 20 jilid.
         Buku itu mengandung ilmu kedokteran Yunani, Arab dan Suriah yang ditulis dari penelitiannya
         sendiri. Buku tersebut diterjemahkan dalam bahasa Latin pada tahun 1279 M. Sejak saat itu,
         buku tersebut dipakai rujukan universitas-universitas Eropa hingga abad 17 M. Bukunya yang lain
         adalah Fi Al-Judari wa Al-Hasbat. Buku itu membahas penyakit campak dan cacar.

     D. Ibnu Sina ( 980-1037 M )

          Ibnu Sina memiliki nama asli Abu Al-Husain bin Abdullah. Ia dilahirkan di Afsyanah, Bukhara
          dan meninggal di Hamdan. Ia merupakan seorang dokter dan filsuf Islam ternama. Di barat, ia
          dikenal dengan nama Avicenna.
          Profesinya di bidang kedokteran dimulai di usia 17 tahun ketika ia berhasil menyembuhkan
          Nuh bin Mansyur, salah seorang penguasa dinasti Samaniyah. Di masa Dinasti Hamdani, ia
          menjabat dua kali sebagai menteri. Di bidang filsafat, Ibnu Sina digelari Syaikh Ar-Ra’is (guru
          para raja) dan di bidang kedokteran ia digelari pangeran para dokter.
            Ibnu Sina meninggalkan lebih dari 200 karya tulis. Kebanyakan tulisan itu menggunakan
         bahasa Arab, sedangkan sebagian lain mengggunakan bahasa Persia. Buku-bukunya yang
         terkenal antara lain ;
         1. Asy-Syifa’ (Penyembuhan)
         2. Al-Qanun fi Tibb (Peraturan dalam Kedokteran)
         3. Al-Isyarat wa At-Tanbihat (Isyarat dan Penjelasan)
         4. Mantiq Al-Masyriqiyyin (Logika Timur)

     E. Ibnu Maskawaih ( 941-1030 M )
            Ibnu Maskawaih memiliki nama lengkap Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin Ya’kub bin
         Maskawaih. Ibnu Maskawaih terkenal sebagai ahli sejarah dan filsafat. Selain itu, ia juga seorang
         moralis, penyair dan ahli kimia.
            Beberapa karya tulisnya yang masih ada sampai saat ini adalah ;
         1. Al-Fauz Al-Akbar (Kemenangan Besar)
         2. Al-Fauz Al-Asgar (Kemenangan Kecil)
         3. Tajarib Al-Umam (Pengalaman Bangsa-Bangsa)
         4. Uns Al-Farid (Kesenangan Tiada Tara)
         5. Tartib As-Sa’adah (Tentang Akhlak dan Politik)
         6. As-Siyas (Tentang Aturan Hidup)
         7. Jawidan Khirad (Kumpulan Ungkapan Bijak)
         8. Tahzib Al-Akhlaq (Pembinaan Akhlaq)
         Pemikiran filosofis Ibnu Maskawaih yang ditunjukkan pada etika dan moral ditunjukkan dalam tiga
         bukunya, yaitu Tartib As-Sa’adah, Tahzib Al-Akhlaq, dan Jawidan Khirad.

     F. Al-Gazali ( 1058-1111 M )
            Al-Gazali lahir di Kota Gazalah, sebuah kota kecil dekat Tus, Khurasan. Nama lengkapnya
         adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad at-Tusi al-Gazali. Al-Gazali adalah seorang
         pemikir, teolog, filsuf dan sufi termasyhur sepanjang sejarah Islam.
            Pendidikan Al-Gazali dimulai dengan belajar Al-Qur’an dari ayahnya sendiri. Sepeninggal
         ayahnya, ia dan saudaranya dititipkan pada Ahmad bin Muhammad ar-Razikani, seorang teman
         ayahnya dan sufi besar. Dari ar-Razikani, Al-Gazali belajar ilmu fikih, riwayat hidup dan
         kehidupan spiritual para wali. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Jurjan dan berguru
         kepada Imam Abu Nasr Al-Isma’ili. Beberapa tahun kemudian, ia hijrah ke Nisabur dan
         memasuki Madrasah Nizamiyah. Di sana, ia berguru pada Imam Haramain al-Juwaini.
            Di Nisabur, ia menulis hampir 100 buku tentang teologi, fikih, tasawuf, filsafat, akhlak dan
         autobiografi dalam bahasa Arab dan Persia. Bukunya yang terkenal antara lain Maqasid Al-
         Falasifah (Tujuan Para Filsuf) dan Tahafut Al-Falasifah (Kekacauan Para Filsuf).


     G. Jabir bin Hayyan ( 721-815 M )

            Jabir bin Hayyan lahir di Tus dan meninggal di Kufah. Jabir bin Hayyan merupakan seorang
         ahli kimia yang termasyhur. Di barat ia dikenal dengan nama Geber, dan dikenal sebagai “The
         Father of Modern Chemistry”. Ia dekat dengan keluarga Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad
         karena hubungan baiknya dengan keluarga Barmak. Namun, seiring tersingkirnya keluarga
         Barmak pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid, ia ikut menyingkir ke Kufah hingga wafat.
            Selain ilmu kimia, Jabir bin Hayyan juga menulis tentang logika, matematika, kedokteran dan
         fisika. Karya tulisnya berjumlah 80 buah dan banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Di
         antara karya tulisnya adalah At-Tajmi’ dan Az-Zi’biq asy-Syarqiy.

Sumber Referensi dan Gambar;
Loso, dkk, 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Prabandani, Sri dan Siti Masruroh, 2011. Pendidikan Agama Islam 2 untuk Kelas VIII SMP. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Ensiklopedi Tematis Dunia Islam
http://mochamadfahmi.blogspot.com/2013/08/2-kandungan-surah-al-mujadalah58-11.html
http://www.zulfanafdhilla.com/2013/09/biografi-zakariya-ar-razi-sang-kimiawan.html
https://mgmpkimia.wordpress.com/tokoh-kimia/jabir-ibn-hayya/
Google Images